Bangkalan – Setiap akhir pekan, suasana sore di kawasan Monumen Ko’ol terlihat ramai oleh masyarakat setempat yang datang untuk menikmati udara segar dan pemandangan indah di sekitar monumen.
Puluhan warga, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, terlihat duduk santai di area yang telah disediakan, menikmati suasana sore yang tenang.
Monumen Ko’ol, yang menjadi ikon baru di Kecamatan Klampis, menarik perhatian banyak warga. Bentuknya yang unik dan megah membuatnya menjadi tempat favorit untuk berkumpul.
Sore ini, keluarga-keluarga tampak bercengkerama, sementara kelompok-kelompok lainnya terlihat asyik berbincang sambil menghadap ke arah hamparan sawah di sekelilingnya. Adapula yang asyik berolahraga.
Makin sore, suasana kian syahdu. Lampu-lampu warna-warni yang tergantung di sekitar monumen menambah keindahan suasana, memberikan kesan hangat dan meriah bagi pengunjung.
Dengan latar belakang pemandangan sawah dan pepohonan hijau, tempat ini menawarkan nuansa pedesaan yang asri dan menenangkan.
Salah seorang warga yang hadir, Yusuf, mengungkapkan bahwa ia kerap membawa keluarganya ke tempat ini untuk menikmati suasana sore yang damai.
“Tempat ini nyaman sekali, anak-anak juga senang bermain di sekitar sini, apalagi pemandangannya sangat indah,” ujarnya.
Tamu Istimewa
Ahad kemarin, warga Klampis yang sedang bersantai dan ngopi di Monumen Ko’ol, kedatangan tamu istimewa. Dia adalah Lukman Hakim, calon Bupati Bangkalan.
Warga langsung mengerumuninya. Ada yang minta foto bareng, banyak juga yang duduk dan kemudian berdiskusi dengan Lukman. Orang-orang yang tadinya sibuk dengan aktivitas masing-masing seketika beralih pandang. Anak-anak berhenti berlari, para ibu yang duduk di bawah pohon berbincang santai, dan beberapa pemuda yang bermain bola langsung menghampiri.
“Pak Lukman, ini kejutan!” seru seorang bapak paruh baya yang duduk di salah satu bangku taman. “Apa kabar, Pak? Kok bisa lewat sini?”
Lukman tersenyum ramah, menyalami warga satu per satu. “Alhamdulillah, saya sehat, Pak. Tadi saya kebetulan lewat dan lihat keramaian di sini, jadi ingin mampir. Ternyata suasananya sangat hidup dan menyenangkan!”
Dia pun mulai berbincang dengan beberapa warga yang mengelilinginya. Ada yang menyampaikan keluhan tentang fasilitas umum, ada pula yang sekadar berbicara tentang kegiatan sehari-hari.
Lukman mendengarkan dengan seksama, mencatat dalam ingatannya setiap aspirasi yang disampaikan. Salah seorang ibu-ibu dari kelompok PKK berbicara dengan semangat, “Semoga menang pak Lukman, kalau nanti jadi bupati, jangan lupa main ke taman ini lagi,”
Mendengar itu Lukman mengangguk. Baginya Desa Ko’ol bisa jadi pilot projec, agar semua desa bisa menyediakan area publik karena tidak hanya bermanfaat secara sosial tapi juga bisa menghidupkan ekonomi.
“area publik ini penting. Warga bisa saling bertemu satu sama lain, saling menyapa. Ini baik sekali untuk menjaga kerukunan. Warga yang punya dagangan, bisa buka lapak di sini,” katanya.
Percakapan terus mengalir, dari hal-hal kecil hingga isu yang lebih besar. Bukan hanya soal fasilitas umum, beberapa pemuda desa juga berbicara tentang kebutuhan akan pelatihan keterampilan agar bisa bersaing di dunia kerja.
Lukman dengan sabar menjawab setiap pertanyaan dan memberi harapan bahwa perubahan bisa diwujudkan bersama.
Sebelum meninggalkan taman, Lukman Hakim berjanji akan kembali dan meninjau langsung perkembangan desa mereka. Warga mengantarnya dengan senyum dan harapan besar.
Momen itu menjadi bukti nyata bahwa seorang pemimpin yang dekat dengan rakyat adalah sosok yang dinantikan, bukan hanya untuk janji, tapi untuk mendengarkan dan bertindak.
Leave a Comment